AHLAN WASAHLAN

Assalaamu'alaikum wr.wb.

Selamat datang dan bergabung bersama kami. Semoga keberkahan Allah SWT tercurahkan kepada kita semua.

REDAKSI

TIDAK SADAR PERBEDAAN

Dalam hal ikhtilaf yaitu perbedaan pendapat para pakar atau ulama berkaitan dengan masalah furu'iyah dalam hukum islam adalah sesuatu yang logis. Namun banyak orang yang menganggap bahwa pendapatnya yang benar sedang lainnya salah kemudian memperjuangkan dengan setengah memaksakan pendapat tersebut. Orang semacam ini pada dasarnya tidak menyadari, bahwa : 1. Kebenaran yang mereka perjuangkan itu adalah kebenaran menurut pendapatnya sendiri. 2. Kebenaran mutlak hanyalah milik Allah SWT. 3. Berani menyalahkan pendapat para ulama mujtahid mutlak yang sudah diakui oleh para ulama akan kapabilitasnya 4. Telah berani mengambil hak Allah. Padahal hanya Allah yang berhak menentukan mana yang benar mana yang salah 5. Hasil ijtihad para ulama pakar tetap diakui kebenarannya. Yang benar menurut Allah mendapat pahala 2 sedang yang lainnya akan mendapat 1 pahala 6. Membanarkan pendapat sendiri dan menyalahkan yang lain tidak baik bagi perkembangan kemajuan dan kekuatan islam secara keseluruhan. Terutama berkaitan dengan penguatan ukhuwwah islamiyah 7. Sejarah telah telah memberikan pelajaran yang banyak bagi umat islam. Bagaimana perpecahan dan pertikaian antar umat islam telah menghancurkan kekuatan islam 8. Umat islam mudah diadu domba karena kebiasaan saling menyalahkan

Sabtu, 15 Mei 2010

Ancaman Global Terhadap Dunia Islam

Suatu hari saya membaca berita di Kompas.com 5 maret 2010, Presiden Venezuela Hugo Chavez menyatakan bahwa gempa bumi Haiti 12 Januari yang menewaskan ratusan ribu jiwa kemarin bukan disebabkan oleh fenomena alamiah tetapi oleh persenjataan milik Amerika yaitu HAARP (High Frequency Active Auroral Research Program. HAARP adalah sebuah program riset militer Amerika yang bisa menimbulkan perubahan iklim yang drastis dan ganas. Pusat penelitian HAARP berada di Alaska yang diarahkan pada rekonfigurasi lapisan yang menyelubungi bumi yaitu ionosfer untuk meningkatkan komunikasi satelit. Menurutnya, Amerika saat ini sedang “bermain-main menjadi Tuhan” dengan senjata itu yang mampu menimbulkan bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, banjir dan bencana lainnya. Proyek riset ini sendiri akan selesai dikerjakan pada tahun 2012.

www.indonesianradio.ir 25 Januari 2010 juga menyebutkan, angkatan laut Rusia dalam sebuah laporan menyatakan bahwa gempa bumi di Haiti disebabkan oleh HAARP dan target selanjutnya adalah menghancurkan Iran dan menggulingkan pemerintahan saat ini.

Saya mencoba untuk berpikir ke belakang sejenak mencari tahu tentang sejarah Amerika. Eramuslim Digest edisi koleksi 4 menyebutkan bahwa ketika Nabi Adam dan Hawa diperintahkan turun ke bumi maka iblis diam-diam juga mengikutinya sampai ke bumi dalam bentuk ular untuk mengajak para manusia ingkar terhadap Allah. Para pengikut iblis ini disebut The brotherhood of Snake yang kemudian bermanifestasi sebagai kelompok Kabbalah yang lebih kita kenal sebagai zionisme. Mereka memiliki kitab suci iblis bernama Talmud.

ketika Salahuddin Al Ayyubi membebaskan Yerusalem tahun 1187, orang-orang Yahudi zionis melarikan diri bersama para ksatria templar menuju Amerika dengan membantai orang-orang Indian Amerika terlebih dahulu. Mereka kemudian membangun Amerika. Banyak sekali simbol-simbol Kabbalah yang bertebaran di gedung maupun tata kota Amerika. Cita-cita akhir dari zionis ini tertera dalam mata uang dolar : “Novus Ordo Seclorum” atau The New World Order, yang berarti menciptakan Tata dunia baru/ menyatukan seluruh bangsa di dunia dibawah satu pemerintahan yaitu zionis Amerika. Amerika dijadikan sebagai pusat komando para penganut iblis tersebut untuk “membersihkan” dan mempersiapkan Yerusalem sebagai rumah abadi bagi datangnya kembali King Of Israel di akhir jaman. Para penganut iblis ini akan melakukan segala cara untuk mencapai cita-citanya tersebut yang tentunya termasuk dalam hal militer. Andaikan anggaran militer seluruh negara Eropa dikumpulkan ternyata jumlah nominalnya masih kalah jauh dibanding anggaran militer Amerika!. Wajar saja jika zionis Amerika sampai mampu menciptakan peralatan militer seperti HAARP.

Al Baqarah ayat 120 menyebutkan : Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”

Mohon maaf mungkin saya termasuk orang yang tidak tertarik sama sekali dengan permasalahan kecil seperti urusan dikotomi ahli bid’ah dan anti bid’ah seperti yang sedang marak akhir-akhir ini karena pada dasarnya kita semua termasuk dalam keduanya. Misalnya, saya akan bangga menjadi seorang akhli bid’ah ketika saya melihat film “Mohammed-The Messenger Of God” karangan Musthopa Akkad karena justru dari situ saya menjadi makin mengenal dan sangat rindu kepada Baginda Rosul, atau sinetron “Para Pencari Tuhan” yang menyebabkan saya makin memahami bagaimana menjadi muslim yang sarat dengan kedamaian, bukan kekerasan. Sebaliknya, saya akan secara tegas menjadi anti bid’ah ketika saya menolak ajakan dugem, karaokean dan perilaku hedonism lainnya. Kita harus selalu waspada bahwa perilaku ini adalah produk budaya barat yang bisa jadi salah satu strategi zionis untuk merusak moral orang Islam.

Satu lagi point yang menurut saya penting, menurut saya memperdebatkan tentang hal-hal yang dianggap bid’ah bagi sebagian orang seperti tahlilan, yasinan, ataupun baca kitab Al Barzanji hanya akan membuat kita seolah-olah menjadi sekumpulan katak dalam tempurung. Bagi yang mengamalkannya tentunya sudah pasti mempunyai pedoman yang kuat, sebaliknya bagi orang-orang yang anti dengan amalan tersebut mestinya merasa sudah punya alasan kuat. Jadi sebenarnya perdebatan itu sudah selesai dengan sendirinya karena masing-masing pihak sudah memiliki argumen. Kalau mau diteruskan, bahkan sampai kiamat lebih dua hari pun perdebatan itu tidak akan pernah selesai.

Mohon maaf saya tidak akan ikut-ikutan dalam perdebatan di dalam tempurung itu, saya lebih tertarik untuk mengingatkan anda untuk lebih jeli dan waspada terhadap kejahatan zionisme yang mungkin sudah benar-benar lebih siap dari yang kita duga. Mereka tidak akan pernah rela kalau islam ini menguasai seluruh dunia. Apapun akan dilakukan untuk membuat islam hancur termasuk dengan cara mengadu domba antar orang-orang islam sendiri.

Saya teringat pelajaran sejarah di sekolah dulu tentang bahwa kompeni belanda bisa menaklukkan daerah Aceh hanya dengan mengirimkan seorang Snouck Hurgronje. Snouck ini orang kristen tetapi sangat ahli tentang agama islam bahkan sampai hafal Al Qur’an. Dia dikirim ke Aceh untuk memecah belah persatuan ulama dan umat islam waktu itu. Mengingat sumber kekuatan pertahanan Aceh waktu itu terletak pada fatwa-fatwa ulama, satu jentikan fatwa jihad dari para ulama saja sudah membuat rakyat Aceh maju perang seperti layaknya singa lapar menerjang musuh untuk mencari syahid.

Terus terang saya khawatir dengan kondisi islam Indonesia ini, bisa jadi orang-orang zionis kafir juga sudah paham benar dengan karakter kita yang mudah dipecah belah sehingga mereka sudah menyebarkan agen-agen Snouck Hurgronje baru untuk memecah belah persatuan umat islam. Mereka dikirim untuk memperlebar jurang perbedaan khilafiyah, membawa opini kita kearah itu sehingga membuat kita lebih sibuk mencari fatwa-fatwa seputar bid’ah dan sebagainya untuk berdebat dengan sesama saudara kita yang berbeda pandangan sehingga kita dibuat lupa akan kejahatan musuh besar kita para zionis di luar sana. Selain itu, saya mulai merasakan adanya pengkaburan dan penenggelaman identitas Nabi Muhammad s.a.w sebagai pembawa risalah islam supaya anak keturunan kita tidak kenal lagi dengan sosok Beliau. Kadang saya jumpai saudara-saudara kita lebih lantang dan asyik berbicara tentang khilafiyah tetapi sayangnya banyak yang tidak kenal siapa kakek buyut atau anak laki-lakinya Baginda Rosul. Bagaimana kita bisa mengamalkan ajaran Baginda Rosul kalau kenal Beliau saja tidak?. Ketika sudah tidak kenal maka dengan sendirinya manifestasi perilaku, perkataan, dan citra islam dari Baginda Rosul yang tidak lain adalah al hadits sedikit demi sedikit akan musnah. Rujukan hidup kita akhirnya berkurang satu padahal menjadi seorang muslim harus berpedoman minimal kepada Al Qur’an dan Al Hadits.

Saya sebagai seorang muslim yang berangkat dari dunia akademisi malah menjadi heran ketika ada beberapa saudara kita yang fanatik sampai mengharamkan membaca kitab Al barzanji hanya karena dianggap bid’ah. Bagi seorang akademisi seperti saya, justru membaca buku-buku seperti biologi-Champbell, bukunya Harun Yahya, Majalah Tempo, Koran SoloPos, termasuk kitab al barzanji akan membuat kita menjadi cerdas karena dari situ wawasan keilmuan kita akan muncul terasah. Membaca kitab al barzanji seperti layaknya membaca sirah nabawiyah yang akan menjadikan saya lebih mengenal bagaimana sosok Baginda Rosul. Opini kita seolah-olah diputarbalikkan untuk selalu mengasumsikan bahwa membaca al barzanji adalah ibadah yang tidak ada pada jaman Nabi, padahal menurut saya itu lebih mirip buku bacaan yang bisa kita baca kapanpun saat kita rindu dengan sosok Baginda Rosul atau kita diskusikan tentang isinya. Akhirnya, dengan sendirinya tamatlah riwayat Baginda Rosul kalau asumsi kita sebagai umatnya saja sudah salah seperti itu.

Kita mungkin tidak sadar bahwa semua ini bisa jadi salah satu metode penenggelaman opini benar, pemunculan opini salah dan pengalihan opini publik yang telah dirancang sedemikian cermat oleh para musuh islam. Paradigma “asal beda” sudah sangat ngetrend di kalangan kita sendiri, khilafiyah bukan lagi dianggap sebagai suatu sunnatullah tapi hanya sekedar sebagai “pengidentitasan diri” dari masing-masing kelompok islam seperti tahlilan, yasinan, takbir dua atau tiga, pakai sayyidina atau tidak, celana diatas mata kaki, jilbab besar dan kecil, dan sebagainya. Saya yakin kita telah dibuat sibuk hanya mengurusi hal-hal hal kecil itu agar kita terlupakan untuk memikirkan masalah yang lebih besar yang siap mengancam umat islam.

Presiden iran Mahmoud Ahmadinejad pernah melontarkan pernyataan bahwa kejahatan yang dilakukan zionis terjadi karena mereka sadar sudah sampai di akhir jaman dan akan segera dilenyapkan dari muka bumi ini oleh Allah. Sangat wajar ketika mereka “membuat ulah” terlebih dahulu sebelum hancur dari muka bumi. Semoga kita dan anak keturunan kita selalu dalam lindungan Allah s.w.t, terhindar dari akibat “ulah” para pengikut iblis tersebut. Tugas kita sekarang adalah merapatkan barisan dalam satu bendera islam, sudahi perdebatan-perdebatan skala kecil tidak penting yang jelas tidak akan berkesudahan kalau diteruskan, ajari dan bekali anak keturunan kita dengan ilmu sehingga lebih terbuka wacananya menjadi seorang intelaktual muslim yang cerdas, seorang akademisi muslim yang peka jaman, lingkungan dan fokus untuk menghadapi permasalahan global dunia. Yakinlah bahwa Allah s.w.t akan selalu bersama kita! Amiin.


ARTIKEL LAINNYA :
1. PERBEDAAN ITU RAHMAT ?
2. FENOMENA MAJELIS ZIKIR
3. JANGAN MUDAH MENCELA SESAMA MUSLIM
4. SIMBOLIESME DALAM ADAT TINGKEPAN
5. TAHLILAN DI MAKAM GUS DUR
6. SHOLAT SEBAGAI MEDIA MI'RAJ

PERBEDAAN ITU RAHMAT ?

Manusia sebagai mahluk ciptaan Allah yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lainnya sehingga para malaikat dan iblis diperintahkan Allah untuk bersujud (menghormat) kepada Nabi Adam AS. Kesempurnaan manusia tidak hanya dari segi bentuk tetapi kelengkapan yang menyertai pada diri manusia yaitu akal pikiran, hati nurani dan hawa nafsu. Manusia menjadi mulia bahkan lebih mulia dari malaikat karena mampu mengelola kelengkapan atau potensi tersebut untuk meraih derajat ketaqwaan. Namun sebaliknya manusia akan jatuh kelembah kehinaan yang paling dalam karena tidak mampu mengelola kelengkapan atau potensi tersebut sehingga menjadi mahluk yang paling rendah bahkan lebih rendah dibandingkan dengan binatang ternak. Namun kesempurnaan manusia itu hanyalah sebatas mahluk yang tidak bisa lepas dari kedloifan atau kelemahan, keterbatasan, kekhilafan, ada kelebihan dan kekurangan diantara yang satu dengan yang lain. Maka timbullah berbagai macam perbedaan pemikiran atau pendapat dalam suatu permasalahan. Jadi perbedaan pendapat adalah suatu keniscayaan sebagai sunnatullah yang harus kita hadapi dan kita sikapi dengan baik kalau kita menginginkan Perbedaan itu menjadi rahmat. Begitu juga sebaliknya Perbedaan akan menjadi laknat atau bencana kalau kita salah dalam menyikapinya.
Jadi semua akan kembali kepada bagaimana penyikapan kita. Kalau disikapi secara dewasa, maka perbedaan itu memang sangat indah. Bahkan banyak manfaatnya. Persis seperti ungkapan Umar bin Abdul Aziz rahimahullah, khalifah yang disebut-sebut sebagai khalifah rasyidah ‘kelima’. Tatkala menemukan kenyataan bahwa dahulu para shahabat seringkali berbeda pendapat, beliau malah merasa amat berbahagia. Sebab adanya perbedaan pendapat di kalangan para shahabat itu memberikan dampak positif yang luar biasa besarnya dalam keluasan ilmu fiqih. Beliau tidak bisa membayangkan seandainya dahulu para shahabat tidak berbeda pendapat, maka ilmu fiqih akan kering kerontang, kehilangan hasil-hasil ijtihadnya, yang ternyata kemudian amat diperlukan umat berikutnya. Sebab Islam tidak stagnan diam di dalam jazirah Arab, tapi meledak hingga ke pinggiran benua Eropa, masuk menjelajah jauh ke dalam rimba Afrika, berlayar jauh hingga nusantara, melewati pegunungan tinggi hingga negeri Cina.
Syariah Islam bertemu dengan beragam budaya, adat istiadat, tata aturan masyarakat, tradisi dan sekian banyak falsafah kehidupan umat manusia. Kelenturan hukum syariah menjadi syarat mutlak. Ternyata perbedaan pandangan di kalangan shahabat telah menjawab semuanya. Ketika suatu pendapat tidak cocok diterapkan di suatu negeri, ternyata ada pendapat versi lain dari shahabat yang lain yang justru terdapat kecocokan. Di wilayah bumi yang lainnya, pendapat yang tidak cocok tadi malah mudah untuk diterapkan. Dan itulah yang kemudian menggembirakan hati Umar bin Abul Aziz.
Dan Al-Imam Malik rahimahullah sendiri sebagai satu dari sekian mujtahid mutlak sudah memberikan isyarat itu. Dalam satu kesempatan, khalifah ingin menjadikan kitab beliau, Al-Mutawaththa’, sebagai kitab fiqih standar yang akan dijadikan acuan syariah dalam khilafah Islam. Namun beliau menolak bila kitabnya dijadikan buku fiqih standar. Alasan beliau karena apa yang beliau tulis itu hanya salah satu ijtihad dari sekian banyak ijtihad para ulama. Beliau khawatir kalau pendapat beliau dipaksakan kepada umat Islam, akan timbul begitu banyak permasalahan baru. Mengingat bahwa Imam Malik tidak pernah mengembara ke berbagai sudut negeri Islam. Beliau lahir, besar dan tinggal di Madinah. Dan beliau paham betul bahwa setiap wilayah negeri membutuhkan ahli fiqih yang berijtihad sesuai dengan kondisi wilayah mereka masing-masing.
Dalam suatu riwayat disebut,” Ikhtilaafu Ummatii rahmah “ Perbedaan pendapat diantara umatku itu rahmat. Terlepas dari masih pro kontranya status hadits tersebut yang jelas pada kenyataannya adanya persatuan itu karena adanya perbedaan. Ini bukan berarti kalau Persamaan itu sebagai azab. Sebagaimana penjelasan Imam Nawawi dalam Syarh Sahih Muslim: "Jika sesuatu dinyatakan sebagai rahmat, maka belum tentu kebalikannya adalah kebalikan dari rahmat. Tidak ada seorangpun yang membuat aturan ini, dan tidak ada yang mengatakan ini kecuali orang yang acuh. Allah berfirman "Dan diantara rahmat-Nya, Dia telah menjadikan malam untukmu sehingga kamu beristirahat di dalamnya", dan Dia telah menamakan malam sebagai rahmat, dan tidak menjadikan bahwa siang hari adalah adzab. Ibn Taymiyyah dalam kitabnya Mukhtasar al-fatawa al-misriyya berkata:"al-a'imma ijtima`uhum hujjatun qati`atun wa ikhtilafuhum rahmatun wasi`a -- Kesepakatan para Imam (fiqh) terhadap sebuah pertanyaan adalah bukti yang pasti, dan perbedaan pendapat diantara mereka adalah rahmat yang luas. al-Hafiz al-Bayhaqi dalam bukunya al-Madkhal and al-Zarkashi dalam Tadhkirah fi al-ahadith al-mushtaharah menyebutkan: Imam al-Qasim ibn Muhammad ibn Abi Bakr al-Siddiq berkata: "Perbedaan diantara sahabat Rasulullah Muhammad adalah rahmat bagi hamba-hamba Allah".
Sedikit gambaran, bagaimana perbedaan khususnya dalam masyarakat muslim menjadi sesuatu yang indah. Misalnya mengenai doa qunut (do’a yang dibaca selepas bangkit dari rukuk pada rakaat terakhir) ketika sholat shubuh, sebagai imam sholat terbiasa melafalkannya namun ada sebagian makmum yang tidak mengikutinya. Ini sebagaimana yang terjadi dikampung saya. Begitu juga sebaliknya sebagai imam tidak biasa melafalkannya, makmum yang biasa melafalkannya tidak baca qunut juga tidak masalah. Apalagi imam memberi waktu kepada makmum yang terbiasa membacanya. Tentu ini akan sangat bagus. Begitu juga perbedaan penetapan awal puasa dan hari raya, perbedaan rekaat sholat tarwih, perbedaan amalan-amalan seperti yasinan, tahlilan, mujahadahan, barzanji dll. Kalau masalah ini menjadi alasan untuk selalu bersitegang, tidak mau tersenyum, tidak mau menyapa, tidak mau bersilaturahim apalagi sampai memaksakan pendapat. Berarti kita menjadi umat islam yang suka belajar tetapi tidak lulus-lulus. Ingatlah bahwa pendapat ulama-ulama besar itu pun “hanya” hasil ijtihad yang masih belum tentu benar salahnya bukan? Seperti yang dijanjikan Allah, benar salah dalam ijtihad bakal mendapatkan satu pahala. Namun kelak, ketika sidang pengadilan akhirat akan diumumkan siapa yang benar dan berhak mendapatkan bonus satu pahala lagi. Jadi, kenapa harus bacok-bacokan untuk memperebutkan kebenaran?
AA Gym telah merumuskan bagaimana merajut kebersamaan dalam perbedaan melalui suatu rumus sederhana, yakni rumus 5M.
M yang pertama adalah menyadari. Kita harus mulai melihat perbedaan ini dengan menyadari bahwa perbedaan itu pasti ada, dan bahkan harus ada.
M yang kedua adalah memahami. Artinya, kita harus senantiasa mencoba memahami setiap perbedaan yang ada.
M yang ketiga adalah memaklumi. Sejak saat ini, kita harus belajar untuk memaklumi setiap perbedaan yang ada di antara kita.
M yang keempat adalah memaafkan. Tidak jarang, perbedaan membuat adanya ketersinggungan-ketersinggungan. Oleh karena itulah kita harus mampu memberi keluasan maaf.
M yang kelima adalah memperbaiki. Terkadang perbedaan memang tidak selalu baik. Di sinilah perlu kemauan keras dari kita untuk memperbaiki, bukan menyalahkan.
kita --umat Islam-- harus mulai memikirkan jalinan ukhuwah Islamiyah daripada memperbesar jurang perbedaan. Dalam suatu riwayat, Rasulullah saw. pernah bertanya kepada para sahabatnya, "Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada salat dan saum?"
Sahabat menjawab, "Tentu saja!"
Rasulullah pun kemudian menjelaskan, "Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan ukhuwah di antara mereka, (semua itu) adalah amal saleh yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan" (H.R. Bukhari-Muslim).
Namun yang perlu dimengerti dan difahami bahwa Perbedaan pendapat itu ada bermacam-macam jenisnya. Dilihat dari esensi atau tema yang saling dipermasalahkan, maka ada masalah yang memang sangat dibolehkan untuk berbeda pendapat, namun ada banyak masalah yang sudah di luar batas toleransi untuk diperdebatkan. Kalau perbedaan pendapat itu hanya berkisar pada urusan qunut shubuh dan yang lainnya seperti diatas mudah-mudahan kita dan para ulama memahami. Tapi apakah Allah itu satu atau banyak, maka ini sebenarnya bukan perbedaan pendapat yang wajar. Tapi pertarungan antara al-haq dan al-batil. Karena itu kita harus mampu membedakan kedua jenis perbedaan pendapat ini. Mana yang masih dalam koridor / prinsip hukum islam atau sudah keluar dari islam. Namun begitu dalam mengatasi masalah ini kita harus tetap menegakkan amar ma’ruf nahi munkar dengan cara yang telah dituntunkan oleh Allah swt sebagaimana Firman-Nya dalam surat A-Nahl ayat 125:” Serulah (Manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”
Sekali lagi, selama suatu masalah masih berada di wilayah furu’iyah, teknis ubudiyah, dan masing-masing datang dengan hujjah yang muktamad dan bisa diterima secara metodologi istimbath hukum syariah, tentu saja perbedaan yang timbul akibatnya adalah sebuah konsekuensi logis. Kita harus menghormati perbedaan itu. Tapi manakala sebuah perbedaan pendapat diteruskan dengan caci maki, penghinaan, bahkan sikap yang tidak sopan dan tidak tahu adab, maka hal itu harus dihindari, karena hukumnya haram. Bukan berbeda pendapatnya yang haram, tapi sikap kerdil dan tidak beradab itu yang haram.
Bagaimana saudaraku, masihkah engkau suka memcaci kepada saudaramu sesama muslim hanya karena beda pendapat yang tidak prinsip? Sholat jamaah yuk….!

ARTIKEL LAINNYA :
1. JANGAN MUDAH MENCELA SESAMA MUSLIM
2. FENOMENA MAJELIS ZIKIR
3. ANCAMAN GLOBAL TERHADAP DUNIA ISLAM
4. SIMBOLIESME DALAM ADAT TINGKEPAN
5. TAHLILAN DI MAKAM GUS DUR
6. SHOLAT SEBAGAI MEDIA MI'RAJ

FENOMENA MAJELIS DZIKIR

Sering kita melihat, mendengar atau membaca dimedia-media cetak atau elektronik adanya kegiatan Dzikir yang diikuti oleh orang banyak dengan istilah Dzikir Akbar, Dzikir Nasional, Istighosah dll.yang biasanya dilatarbelakangi dengan berbagai macam tujuan. Ada yang diadakan karena adanya keprihatian agar keluar dari krisis, mendoakan saudara-saudara kita yang sedang mengalami musibah bencana alam atau peperangan, bertujuan untuk pengobatan, akan menghadapi ujian nasional (UN) yang kemarin banyak dilakukan para siswa diberbagai daerah, bahkan sebagai penggalangan massa untuk mendukung calon atau kandidat tertentu. Kalau dikampung-kampung Majelis Dzikir ini kita kenal dengan nama yasinan, tahlilan, mujahadahan yang juga dilatarbelakangi dengan berbagai tujuan baik itu hanya sekedar kegiatan rutin, untuk permohonan hajat (Hajatan), permohonan keselamatan (Selametan) , tanyakuran atau mendoakan saudara yang telah meninggal dunia. Menurut saya itu baik dan sah-sah saja asal dari semua tujuan yang melatarbelakanginya disandarkan hanya kepada Allah dan cara-cara yang dilakukan tidak ada yang bertentangan dengan syari’at agama. Bukankah Rosulullah saw telah menyatakan bahwa Majelis Dzikir senantiasa dihadiri juga oleh para malaikat sehingga doa yang dibaca dimajelis tersebut lebih besar harapan untuk dikabulkan oleh Allah swt. Banyak hadits yang menunjukkan keutamaan majelis Dzikir diantaranya didalam kitab Riyadhussolihin disebutkan, Hadits dari Abu sa’id Al-Khudri dan Abu Hurairah ra. Keduanya berkata : Rosulullah saw bersabda:

Sekelompok orang yang duduk berdzikir kepada Allah, pasti dikelilingi para malaikat, diliputi rahmat, dituruni ketenangan dan disebut-sebut Allah di kalangan mahluk yang berada di sisi-Nya”. (HR. Muslim)

Kegiatan itu biasanya meliputi pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an diantaranya Al-Fatihan,Al-Ikhlash, Mu’awidatain, Yaasin, Awal dan akhir dari surat Al-Baqarah, ayat kursi, tasbih, tahmid, tahlil, takbir, sholawat, istighfar dll. Dan biasanya ada tausiah atau nasehat-nasehat dan diakhiri dengan doa yang semua itu untuk mengingat Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya.

Bagi saya Majelis Dzikir ini merupakan media pencerahan dan sebagai latihan untuk lebih memantapkan berkonsentrasi didalam berdzikir kepada Allah. Karena itu didalam berdzkir tidak hanya lesan yang berucap tetapi hati dan pikiran harus dihadirkan sehingga betul-betul terasa getaran-getaran kalimat Dzikir itu pada jiwa sehingga jiwa semakin terasa tentram, pada hati sehingga hati bertambah tenang dan pada pikiran sehnigga pikiran ini semakin bertambah cerdas.

Allah SWT telah berfirman :

“ Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan dzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tentram”(QS. Ar-Ra’d : 28)

Satu hal yang membuat saya tertegun dalam Majelis Dzikir itu adalah kekhusukan dan memuncaknya konsentrasi para jamaah sehingga ada sebagian jama’ah yang tidak kuat menahan air matanya menetes karena mereka betul-betul tersentuh jiwa, hati dan pikirannya. Rasa tentram, hidup terasa lebih ringan, lebih berpasrah diri/tawakkal pada Allah, pikiran terasa lebih segar dan cerdas untuk berfikir dan kenikmatan-kenikmatan lain yang sulit untuk diungkapkan. Karena itu kebiasaan kita mengikuti Majelis Dzikir ini jangan sampai disitu saja tapi Dzikir ini kita jadikan nafas kehidupan didalam setiap waktu sehingga kehidupan kita akan senantiasa tentram, bahagia, dilindungi dan ditolong oleh Allah swt. Kita jadikan Dzikir ini sebagai senjata ampuh dalam mengatasi permasalahan hidup disamping tentunya tetap berikhtiar. Saya sendiri telah membuktikan dimana saat itu saya terkena masalah yaitu tuduhan pencurian sehingga harus diinterograsi dikantor polisi disuruh ( dipaksa ) untuk mengakui, namun dengan kekuatan Dzikir semua itu teratasi dan permasalahan selesai. Tentu masih banyak lagi contohnya baik yang saya alami sendiri maupun dialami oleh orang-orang yang menggunakan kekuatan Dzikir.

Tidak hanya itu ada implikasi lain dengan kita mengikuti majelis Dzikir. Kita bisa bersilaturahmi, bertemu dengan saudara-2 kita kemudian bisa saling mengenal, saling menyapa sehingga dapat terbentuk suatu jejaring sosial. Dari jejaring sosial itu kita akan dapat banyak informasi dan saling mempromosikan potensi dan keahlian diantara para jamaah dan seterusnya. Dengan demikian akan dapat memberikan kemanfaatan dalam kehidupan para jamaah baik berkaitan dengan kegiatan keagamaan maupun kegiatan yang bersifat muamalah atau pekerjaan bahkan bisa digunakan untuk mencarikan jodoh saudara kita yang belum menemukan jodohnya. Kalau semua itu diawali dari perkumpulan atau majelisyang dimuliakan Allah, InsyaAllah hasil-hasilnya akan diberkahi oleh-Nya. Karena kalau perkumpulan yang kita hadiri tidak ada Dzikirnya maka kita akan mendapatkan ancaman dari Allah sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi (yang menyatakan Hasan) dari Abu Hurairah, Rosulullah saw bersabda :

Tiada suatu golongan yang duduk menghadiri suatu majelis tapi mereka disana tidak dzikir pada Allah swt dan tak mengucapkan sholawat atas nabi saw, kecuali mereka akan mendapat kekecewaan di hari kiamat.”

Juga diriwayatkan oleh Ahmad bin hambal dengan kata-katanya yang berbunyi :

Tiada ampunan yang menghadiri suatu majelis tanpa adanya Dzikir kepada Allah Ta’ala, kecuali mereka akan mendapat tiratun artinya kesulitan.”

Juga Hadits dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw bersabda :

Tiada suatu kaum yang bangun ( bubaran ) dari suatu majelis dimana mereka tidak berdzikir kepada Allah dalam mejelis itu, melainkan mereka bangun dari sesuatu yang serupa dengan bangkai himar/keledai dan akan menjadi penyesalan mereka kelak di hari kiamat.” ( HR. Abu dawud )

Sesuai dengan namanya, majelis Dzikir juga merupakan media sebagai peringatan agar kita senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dengan senantiasa dzikrullah dalam setiap kesempatan dan berusaha tidak membuang waktu sia-sia karena lalai dengan menghadiri perkumpulan-perkumpulan yang jauh dari Dzikrullah. Sehingga dengan menghadiri Majelis Dzikir paling tidak seminggu sekali akan senantiasa mengingatkan kepada kita agar kita tidak lalai kepada Dzat yang memberi hidup, tempat kita mengadu bila ada masalah, tempat kita mohon pertolongan bila ada hajat, tempat mohon perlindungan bila ada sesuatu yang membahayakan dan seterusnya sehingga dalam diri kita selalu ada Allah swt. Kedekatan dan ingatan kita kepada Allah dari Majelis Dzikir akan senantiasa terbawa disetiap saat dan di setiap aktivitas karena dzikir adalah ruh setiap ibadah, segala aktivitas kita baik itu disiang hari maupun di malam hari akan bernilai ibadah kalau diiringi dengan berdzikir kepada Allah.

Kalau dilihat dari segi kemanfaatan sebuah Majelis dzikir maka akan terlihat besar sekali manfaatnya baik dari aspek spiritual-rohani maupun dari aspek sosial kemasyarakatan. Meraka yang sering menghadiri Majeli-majelis Dzikir biasanya mempunyai toleransi yang tinggi karena adanya dimensi sosial yang mereka rasakan, lihat dan alami sendiri betapa kehidupan itu sangat kaya dan heterogen dalam sosial-budaya. Meraka tahu bahwa hidup tidak hanya hitam putih akan tetapi perlu adanya sentuhan-sentuhan kesalehan sosial.

Mudah-mudahan dengan suka dan sering menghadiri Majelis-Majelis Dzikir, kita diberi Allah ketentraman dan ketenangan dalam kehidupan kita, diberi kecerdasan-kecerdasan, tidak hanya kecerdasan intelektual tetapi juga kecerdasan emosi, spiritual dan ma’rifatullah sebagaimana yang telah didapatkan oleh para Kiayi dengan pondok pesantren dan para santrinya yang datang dari berbagai daerah, AA Gym dengan Manajemen Qolbunya, M. Arifin Ilham dengan majelis Dzikranya, Yusuf Mansur dengan Darul Qur’annya dan yang lainnya. Hanya Allah Dzat yang mengetahui segala kebenaran.


ARTIKEL LAINNYA :
1. PERBEDAAN ITU RAHMAT ?
2. JANGAN MUDAH MENCELA SESAMA MUSLIM
3. ANCAMAN GLOBAL TERHADAP DUNIA ISLAM
4. SIMBOLIESME DALAM ADAT TINGKEPAN
5. TAHLILAN DI MAKAM GUS DUR
6. SHOLAT SEBAGAI MEDIA MI'RAJ