AHLAN WASAHLAN

Assalaamu'alaikum wr.wb.

Selamat datang dan bergabung bersama kami. Semoga keberkahan Allah SWT tercurahkan kepada kita semua.

REDAKSI

TIDAK SADAR PERBEDAAN

Dalam hal ikhtilaf yaitu perbedaan pendapat para pakar atau ulama berkaitan dengan masalah furu'iyah dalam hukum islam adalah sesuatu yang logis. Namun banyak orang yang menganggap bahwa pendapatnya yang benar sedang lainnya salah kemudian memperjuangkan dengan setengah memaksakan pendapat tersebut. Orang semacam ini pada dasarnya tidak menyadari, bahwa : 1. Kebenaran yang mereka perjuangkan itu adalah kebenaran menurut pendapatnya sendiri. 2. Kebenaran mutlak hanyalah milik Allah SWT. 3. Berani menyalahkan pendapat para ulama mujtahid mutlak yang sudah diakui oleh para ulama akan kapabilitasnya 4. Telah berani mengambil hak Allah. Padahal hanya Allah yang berhak menentukan mana yang benar mana yang salah 5. Hasil ijtihad para ulama pakar tetap diakui kebenarannya. Yang benar menurut Allah mendapat pahala 2 sedang yang lainnya akan mendapat 1 pahala 6. Membanarkan pendapat sendiri dan menyalahkan yang lain tidak baik bagi perkembangan kemajuan dan kekuatan islam secara keseluruhan. Terutama berkaitan dengan penguatan ukhuwwah islamiyah 7. Sejarah telah telah memberikan pelajaran yang banyak bagi umat islam. Bagaimana perpecahan dan pertikaian antar umat islam telah menghancurkan kekuatan islam 8. Umat islam mudah diadu domba karena kebiasaan saling menyalahkan

Selasa, 25 Mei 2010

Gus Gerr 04

Hah... Ada Bis Tanpa Supir

USAI LEBARAN Idul Fitri, kota metropolitan Jakarta kembali ramai orang. Jalan-jalan macet. Kendaraan umum berjubel.

Nah di satu bis susun di Jakarta para penumpangnya berdesak-desakan. Kondektur bis sebenarnya tak ingin menaikkan penumpang karena bis kelihatannya sudah keterlaluan muatannya. Namun apa boleh dikata, dia butuh kejar setoran.

Di sebuah perempatan, saat lampu merah menyala, seorang penumpang dengan tas berat berlari-lari menuju bis kota dan langsung menyeruak masuk ke dalam bis. Kelihatannya dia baru datang dari kampung halaman dan ingin mengadu nasib di Jakarta. Dia terus masuk dan siap berdesak-desakan dengan penumpang lainnya.

“Pak di sini penuh, Bapak ke atas aja mungkin masih longgar. Tasnya di sini aja aman,” kata kondektur.

Tanpa banyak bertanya penumpang tadi langsung naik ke atas namun tetap membawa tas beratnya itu.

Lampu perempatan menguning, lalu hijau dan bis berjalan perlahan. Penumpang tadi baru sampai di atas. Tiba-tiba dia terperanjak kaget dan langsung turun ke bawah, kembali berdesak-desakan.

“Hei kenapa turun? Ini lagi sesak, di atas saja?” kata kondektur agak marah.

“Anu Pak...! Di atas bisnya jalan sendiri, nggak ada supirnya,” kata penumpang tadi ketakutan.


GUS GERR YANG LAIN :
1. GUS GERR 05
2. GUS GERR 01
3. GUS GERR 02
4. GUS GERR 03

Tidak ada komentar:

Posting Komentar